Alat kelamin wanita berhubungan langsung dengan dunia luar melalui liang senggama, saluran mulut rahim, rongga / ruang rahim, saluran telur (tuba fallopii)yang bermuara didalam ruang perut.karena berhubungan langsung ini infeksi alat kelamin wanita terutap disebabkan oleh hubungan seks yang tidak sehat, sehingga infeksi pada bagian luarnya secara berkelanjutan dapat berjalan menuju ruang perut, dalam bentuk infeksi selaput dinding perut (peritonitis).
Diketahui bahwa system pertahanan dari alat kelamin wanita cukup baik yaitu mulai dari asam-basanya. Pertahanan lain dengan pengeluaran lender yang selalu mengalir ke arah luar menyebabkan bakteri dibuang dan dalam bentuk menstruasi. Sekalipun demikian system pertahanan ini cukup lemah, sehingga infeksi sering tidak dapat dibendung dan menjalar kesegala arah, sehingga menimbulkan infeksi mendadak dan menahun dengan berbagai keluhan, meliputi Vaginitis Trichomonal (Trichomoniasis), Candidiasis Vaginalis (Monilial Vulvovaginatis : Infeksi Ragi), Gonorrhea, Kondiloma Akuminata (Kutil Genital : Kutil Venereal), Sifilis, HIV/AIDS.
URAIAN MATERI
PENGERTIAN
SEKSUAL TRANSMITLED DESEASES (STD) / INFEKSI MENULAR SEKSUAL (PMS) adalah :
Sekelompok penyakit yang disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme yang menimbulkan gejala klinik utama disaluran kemih dan reproduksi dan / atau jalur penularannya melalui hubungan seksual.
PENYEBAB
B Bakteri : Neisseria Gonnorhea, Clamydia Thrachomatis, Treponema Pallidum.
B Virus : Herpes simplex virus, HIV.
B Protozoa : Trichomonas Vaginalis.
B Jamur : Candida albicans.
B Ektoparasit : Sarcoptes scabei.
PENANGANAN UMUM
C Tingatkan upaya pencegahan dan konseling PMS terhadap wanita pada umumnya, wanita hamil pada khususnya.
C Sosialisasi resiko PMS terhadap ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
C Perlindungan terhadap resiko penularan pasangannya.
C Strategi penemuan dini melalui penapisan Antenatal Care atau pemeriksaan rutin.
C Jaminan ketersediaan pemeriksaan laboratorium / serologic yang spesifik.
C Terapi yang paling efektif dengan resiko yang paling minimal.
PENANGANAN KHUSUS
Pasien Dengan Faktor Resiko
| Obati sekaligus servisitis dan vaginitis.
| Konselig PMS.
| Hubungan seksual selama kehamilan atau selama PMS mengancam.
| Obati pasangan secara tuntas.
| Kunjungan ulang dan evaluasi kemajuan pengobatan.
Pasien Tanpa Factor Resiko
| Perlakukan sebagai pasien dengan vaginitis.
| Konseling pencegahan PMS.
| Anjurkan kontrol teratur untuk evaluasi pengobatan.Bila terjadi perbaikan, pengobatannya selesai dan perhatikan upaya pencegahan. Bila gejala masih ada, perlakukan sebagai pasien servisitis.
| Bila pengobatan sebagai servisitis berhasil, lakukan kunjungan antenatal sebagaimana biasa. Bila gagal, rujuk ke rumah sakit.
MACAM-MACAM PMS DAN PENGOBATAN
1. VAGINITIS TRICHOMONAL (TRICHOMONIASIS)
Ø Organisme kausatif dari vaginitis trichomonal adalah Trichomonas Vaginalis,suatu protozoa anaerob satu sel yang berflagel.
Ø Trichomonas terutama ditularkan secara seksual.
Ø Dapat hidup besama dengan penyakit seksual lain → lebih dari 50 % wanita gonore juga mengidap viginitis trichomoniasis.
Ø Evaluasi adanya gonore, klamidia, dan sifilis yang hidup secara bersama.
Ø Kemungkinana berhubungan dengan PROM.
Ø Buat jadwal kunjungan ulang untuk pemantauan dan asuhan antenatal.
TANDA DAN GEJALA
Ø Rabas yang berlebihan, dapat berbusa, jernih atau kental, dan berwarna putih, kuning-hijau, atau kelabu.
Ø Berbau amis.
Ø Terjadi peradangan, ekimosis, eritema dan ekskoriasis pada vagina.
Ø Petekia (bercak strawberry) pada servik atau dinding vagina.
Ø Disuria.
Ø Disparenia.
Ø Perdarahan pasca koitus.
Ø Gejala-gejala terbentang dari tidak ada sama sekali sampai terjadi pelvic akut dan nyeri abdomen bagian bawah disertai nyeri tekan pada nodus limfe inguinal.
DIAGNOSIS
Ø Pemeriksaan mikroskopik memperlihatkan trikomonas yang aktif bergerak (motil) pada preparat basah.
Ø Dapat diidentifikasikan dari hasil-hasil pap smear.
PENANGANAN
Memberikan konseling kepada klien :
Ø Informasikan tentang etiologi dan arah infeksi.
Ø Hindari masukan alkohol selama perawatan dan selama 24 jam setelah perawatan dilengkapi.
Ø Jika sedang menyusui, hentikan selama perawatan dan selama setidaknya 24 jam setelahnya.
Ø Jika meminum regimen multiple dosis, minum seluruh obat, walaupun gejalanya mereda.
Ø Gunakan hanya pakaian dalam dari katun untuk mengurangi gejala.
Ø Hindari baju ketat : baju longgar akan meningkatkan sirkulasi udara untuk meringankan gejala.
Ø Jangan cebok dengan menggunakan produk hygiene kewanitaan.
Ø Jangan melakukan hubungan seksual sampai anda dan patner anda menjalani perawatan dan tanpa gejala.
Ø Buat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
Therapi :
Ø Metronidazole 2 gr per oral dosis tunggal, atau 2 x 500 mg (Flagyl, Protostat).Regimen yang direkomendasikan oleh CDC (Centers for Disease Control dan Prevention) adalah 500 mg per oral untuk 7 hari. Metronidazole dikontraindikasikan pada kehamilan trimester pertama dan wanita melahirkan.
Ø Clotrimazole (Gyne-Lotrimin) krim vaginal (aplikator intravaginal untuk 7 hari) dapat digunakan untuk meringankan gejala.
Ø Patner seksual wanita tersebut harus secara simultan dirawat dengan metronidazole.
2. CANDIDIASIS VAGINALIS (MONILIAL VULVOVAGINITIS : INFEKSI RAGI)
I Umumnya disebabkan oleh Candida Albicans
TANDA DAN GEJALA
I Sering gatal pada vulvovagina.
I Vulva sering menjadi kemerahan, edema, dan ekskoriasi.
I Rabas kental, putih, seperti keju yang lembut ; atau jernih dan benar ; atau tidak ada sama sekali.
I Terdapat plak yang lengket berwarna putih atau putih-kekuningan atau yang menempel pada serviks atau dinding vagina.
I Biasanya tidak berbau.
FAKTOR PREDISPOSISI
I Kehamilan.
I Diabetes mellitus.
I Makanan dengan kadar gula tinggi.
I Obesitas.
I HIV.
I Terapi antibiotik spectrum luas.
I Terapi hormone termasuk kontrasepsi.
I Agen imunosupresan.
DIAGNOSIS
I Gejala klinis : PH vagina lebih kecil ≤ 4,5 ; pemeriksaan preparat basah kalium hidroksida (KOH) secara mikroskopis memperlihatkan kuncup-kuncup spora dan pseudohife.
PENANGANAN
Memberikan konseling pada pasien :
I Memberikan informasi tentang etiologi dan arah infeksi.
I Masukkan obat (suppositoria atau krim).
I Gunakan sebuah handuk kecil di bawah pantat anda untuk menampung aliran.
I Gunakan seluruh obat yang diresepkan, walaupun gejala telah mereda.
I Gunakan hanya pakaian dalam dari katun untuk meringankan gejala.
I Hindari baju ketat.
I Jangan cebok dengan menggunakan produk hygiene kewanitaan.
I Gunakan kondom atau berhenti dari hubungan seksual selama perawatan.
I Buat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
Therapi :
I Sejumlah senyawa anti-jamur telah tersedia bebas untuk candida. Senyawa ini meliputi Nystatin (mycostatin), senyawa lain seperti sediaan imidazole misalnya Miconazole (Monistat), Clotrimazole (Gyne-Lotrimin, Mycelex-G), Butoconazole (Femestat), Ketoconizole (Nizoral); dan senyawa yang mengandung senyawa triazole seperti terconazole (Terazole).
I Dengan perkecualian ketoconazole (Nizoral), semuanya berbentuk suppositoria atau krim, beberapa berbentuk tablet vagina.
I Dosis biasa adalah 1 suppositoria atau 1 aplikator krim intravaginal selama 7 hari.
3. GONORRHEA
¯ Gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri diplococcal intraseluler Gram-negatif bernama Neisseria Gonorrhoeae.
¯ Biakan rutin dilakukan terhadap gonore.
¯ Sering hidup bersama dengan klamedia trakomatis dan trikomonas.
¯ Wanita dengan gonore juga harus menjalani skrining sifilis, karena keduanya mempunyai angka kejadian yang tinggi pada populasi yang beresiko sama.
TANDA DAN GEJALA
¯ Pada umumnya asimtomatis pada saluran genital bagian bawah.
¯ Pada saluran genital atas:
· Nyeri pada abdominal bawah.
· Uretritis dengan kelemahan, frekwensi urinari dan disuria.
· Penampakan berupa kelainan bernanah dari kelenjar skene atau bartholin atau uretra.
· Kelemahan pada area dari kelenjar skene atau bartholin (skenitis atau bartholinitis).
· PID (penyakit inflamasi pelvic) akut pada wanita yang tidak hamil.
· Riwayat kalainan pada vaginal metrorraghia dan menorrhagia.
· Rabas vaginal yang kekuningan, bernanah atau mukopurulent.
DIAGNOSIS
¯ Biakan atau pemeriksaan kultur, dengan hasil positif.
PENANGANAN
Memberikan konseling pada pasien :
¯ Informasikan tentang etiologi dan arah dari infeksi serta efek potensial dari penyakit tersebut terhadap kehamilan, pada penyembuhan postpartum dan pada bayi baru lahir jika ia terinfeksi dan tidak dirawat pada masa kehamilan.
¯ Meninjau dan berdiskusi tentang praktek seksual pasien, termasuk jumlah patner dan penggunaan kondom.
¯ Intruksikan untuk berhenti dari hubungan seksual sampai dia dan patnernya menjalani perawatan dan tanpa gejala.
¯ Buat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
Therapi :
¯ Cefriaxone 125 mg IM dalam dosis tunggal.
¯ Dosis oral dari Cefixime, Ciprofloksasin, atau Ofloksasin dapat juga digunakan tapi tidak menyediakan daya tahan yang ekuevalen.
¯ Ciprofloksasin dan ofloksasin dikontraindikasikan untuk wanita hamil atau menyusui, serta untuk orang berusia 17 tahun atau kurang.
4. CONDYLOMATA ACUMINATA (KUTIL GENITAL : KUTIL VENEREAL)
Ø Condylomata acuminate disebabkan oleh kuman papilloma virus (HPV).
Ø Menampakkan manifestasi klinik dari HPV tipe 6 dan 11 dan merupakan penyakit viral paling umum yang disebarkan secara seksual.
Ø Pasien dengan condylomata acuminate harus menjalani skrining sifilis, gonore, klamedia, trikomonas, dan vaginosis bakteri.
TANDA DAN GEJALA
Ø Kutil pada vulva, perianal, perineum, dan vagina biasanya multiple, berkelompok, menonjol, dan tampak putih seperti kembang kol.
Ø Dapat terjadi perdarahan pasca coitus.
Ø Kutil pada serviks biasanya tunggal dan datar.
Ø Rabas yang terjadi biasanya berhubungan dengan kutil.
Ø Kondisi akan bertambah buruk akibat vaginitis / servisitis yang tidak diobati.
Ø Ukurannya akan bertambah selama kehamilan, mengecil kembali setelah kelahiran.
DIAGNOSIS
Ø Observasi secara menyeluruh, pengumpulan riwayat dengan seksama dan uji laboratorium untuk menghilangkan kondilomata lata sifilistik.
PENANGANAN
Memberikan konseling pada pasien :
Ø Informasikan tentang etiologi dan arah infeksi.
Ø Diskusikan tentang infeksi tersebut pada proses melahirkan dan bayinya.
Ø Jika pasien hamil kemungkinan efek infeksi tersebut pada proses melahirkan dan bayinya.
Ø Gunakan kondom selama melakukan hubungan seksual.
Ø Jangan terikat dalam hubungan seksual selama perawatan.
Ø Jadwalkan pap smer rutin.
Ø Pengukuran kenyamanan :
· Rawatlah infeksi vagina / servical apapun.
· Pastikan untuk mencuci tangan dengan seksama.
· Pastikan untuk membersihkan secara seksama setelah BAB, lakukan mandi dengan duduk.
· Gunakan pengering rambut pada posisi sejuk untuk menjaga area tersebut tetap kering.
· Gantikan pakaian dalam dari kain katun sesering mungkin.
Therapy :
Ø Perawatan topical standar untuk condylomata acuminate genital adalah larutan 10-25% podofilin dalam tinktur benzoind yang digunaka secara seksama pada tiap bisul tanpa menyentuhnya dan secara kimiawi akan membakar jaringan sekitarnya.
Ø Therapy alternative untuk digunakan selama kehamilan asam trikloroasetat 80-90%
Ø Natrium bikarbonat dapat digunakan untuk mencegah rasa terbakar akibat perawatan bisulnya.
Ø Jika perawatan topical tidak berhasil, rujuk ke dokter konsultan untuk evaluasi lebih jauh seperti cryoterapi, laser, atau pemindahan dengan pembedahan, mungkin diperlukan.
5. SIFILIS
¶ Sifilis adalah penyakit menular seksual kronik yang disebabkan spirochethaTreponema Pallidum.
¶ Sifilis ditularkan ketika hubungan seksual dengan cara kontak langsung dari luka yang mengandung treponema dan dapat ditularkan transplasenta dari ibu ke janin atau pada saat persalinan melalui kontak dengan genetalia ibu yang terinfeksi.
¶
Sipilis juga dapat ditularkan melalui tranfusi darah. Treponema ini dapat melewati selaput lender yang normal atau luka pada kulit. 10-90 hari sesudah treponema memasuki tubuh.
GAMBARAN KLINIK
¶ Penyakit ini berkembang dalam 4 tahap,
yaitu : primer, sekunder, laten, dan tersier.
¶ Penyakit system syaraf pusat (neurosifilis)
dapat timbul pada tahap manapun dari sifilis.
¶ Gejala klinis dari penyakit system syaraf pusat (misalnya : cranial nerve palsies, perubahan kepribadian, gejala optalmik atau auditori, hilangnya reflek) membutuhkan pemeriksaan cairan serebrospinal.
Berikut adalah manifestasi klinis dari masing-masing tahapan perkembangan sifilis.
Sifilis Primer :
¶ Infeksi pada area genital wanita, pada klitoris, labia, vulva ataupun serviks.
¶ Adanya suatu lesi ulkus primer (chancre) pada tempat terjadinya infeksi, biasanya tunggal, penuh dengan cairan bernanah dan sangat infektif.
¶ Chancre ini biasanya padat, tidak sakit dan akan sembuh secara spontan dalam 2-8 minggu.
¶ Pemeriksaan dalam usaha menemukan Treponema Pallidum di semua luka yang dicurigai perlu dilakukan.
¶ Tes serologic harus dibuat setiap minggu selama 6 minggu.
Sifilis Sekunder :
¶ Gejala-gejala seperti influenza (sakit kepala, demam, anoreksia, kehilangan berat badan).
¶ Gejala-gejala pada kulit timbul kira-kira 2 minggu sampai 6 bulan (rata-rata 6 minggu) setelah hilangnya luka primer.
¶ Kelainan yang khas pada kulit bersifat makulopapiler, folikuler atau pustuler.
¶ Karakteristik adalah alopesia rambut kepala yang tidak rata pada daerah oksipital. Alis dapat menghilang pada sepertiga bagian lateral.
¶ Papula yang basah dapat dilihat pada daerah anogenital dan mulut, yang dikenal dengan nama kondiloma lata.
¶ Kondiloma lata agak meninggi, berbentuk bundar, pinggirnya basah dan ditutup oleh eksudat yang berwarna kelabu. Treponema pallidum bisanya dijumpai pada luka ini.
¶ Tes serologic biasanya positif.
¶ Kadang-kadang dijumpai limfodenopati atau splenomegali.
Sifilis Laten :
¶ Tidak dijumpai adanya tanda-tanda atau gejala klinis.
¶ Terjadi dalam satu tahun sejak terkena sifilis.
¶ Tanda positif hanya serum yang reaktif dan kadang-kadang cairan spinal juga reaktif.
¶ Sifilis laten pada wanita yang tidak dirawat berlanjut sampai terjadi perkembangan sifilis tersier.
Sifilis Tersier :
¶ Dapat timbul kapanpun dari 1 atau 2 tahun setelah infeksi sampai 30 tahun kemudian atau lebih.
¶ Dapat menyebabkan morbiditas san mortalitas yang tinggi dan memiliki 2 bentuk: gumma dan sifilis kardiovaskuler.
PENANGANAN
Konseling pada pasien :
¶ Informasikan tentang etiologi dan arah infeksi.
¶ Informasikan tentang efek dari penyakit tersebut pada bayi jika klien terinfeksi dan tidak dirawat selama hamil.
¶ Pemberitahuan pada partner seksual pasien.
¶ Instruksikan untuk tidak melakukan hubungan seksual sampai dia dan partnernya telah dirawat dan titernya mengindikasian kecukupan perawatan.
¶ Ajarkan tentang tanda dan gejala sifilis primer, sekunder, laten dan tersier.
¶ Diskusikan jadwal kunjungan follow up.
Therapy :
¶ Benzatin benzilpenisilin 2,4 juta IU, IM sekali sehari :
· Stadium dini : dosis tunggal.
· Stadium lanjut : 3 minggu berturut-turut.
¶ Pilihan pengobatan yang lain :
· Stadium dini : 10 hari berturut-turut.
· Stadium lanjut : 3 minggu berturut-turut.
¶ Alternatif pengobatan bagi yang alergi terhadap penisilin :
· Dosisiklin 100mg, per oral, 2 kali sehari, atau
· Tetrasiklin 500 mg, per oral 4 kali sehari
- Stadium dini : 30 hari.
- Stadium lanjut : ≥ 30 hari.
· Dosisiklin dan tetrasiklin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak dibawah 12 tahun.
6. HIV / AIDS
PENGERTIAN
{ HIV (Human Imunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang sel-sel salah satu jenis darah putih yang bertugas menangkal infeksi (Limfosit sel T-4, sel T-penolong atau sel CD-4).
{ AIDS (Aquired Imuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus HIV.
PENYEBAB
{ Penyebab AIDS adalah virus yang dikenal sebagai Human Immuno Defisiency Virus.
CARA PENULARANNYA
{ HIV/AIDS bisa menular melalui 3 jalur :
1. Melalui hubungan seksual dengan seorang yang sudah terinfeksi HIV tanpa memakai kondom.
2. Melalui tranfusi darah atau alat-alat yang telah tercemar HIV.
3. Melalui ibu yang terinfeksi HIV kepada janin yang dikandungnya.
{ HIV/AIDS tidak ditularkan jika :
1. Hidup serumah dengan penderita AIDS asal tidak berhubungan seksual.
2. Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
3. Berjabat tangan.
4. Berciuman.
5. Makan dan minum bersama penderita.
6. Gigitan nyamuk / serangga lain.
7. Berenang bersama penderita HIV/AIDS.
8. Pemakaian WC bersama.
PENCEGAHAN HIV/AIDS
Dengan menjaga agar jangan sampai cairan tubuh yang tercemar HIV masuk ke dalam tubuh :
1. Menjaga penularan HIV lewat hubungan seks yang aman.
2. Mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar.
3. Mencegah penularan HIV lewat tranfusi darah.
4. Mencegah penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada janinnya.